10 Fakta & Mitos Tersembunyi Dibalik Tahun Kabisat 2016
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
29 Februari adalah hari ekstra yang ditambahkan
pada akhir bulan Februari pada setiap tahun
kabisat, yang merupakan hari ke-60 pada
tahun kabisat dalam kalender Gregorian.
Tanggal ini hanya ada pada tahun yang angkanya habis dibagi 4 seperti 1972, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004, 2008, 2012, 2016 serta pada tahun abad (kelipatan 100) yang angkanya habis dibagi 400 seperti 1600 dan 2000. Tahun 1800 dan 1900 bukan tahun kabisat karena walaupun angkanya habis dibagi 4 namun merupakan tahun abad yang tidak habis dibagi 400.
Orang-orang yang berulang tahun pada tanggal 29 Februari dapat merayakannya pada 28 Februari atau 1 Maret. Sebuah hukum di Inggris tahun 1256 menghitung tanggal 29 Februari (leap day) dan 28 Februari sebagai satu hari sehingga orang yang lahir di tanggal 29 Februari di Inggris dan Wales secara legal mencapai umur 18 atau 21 tahun pada tanggal 28 Februari.
Tanggal ini hanya ada pada tahun yang angkanya habis dibagi 4 seperti 1972, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004, 2008, 2012, 2016 serta pada tahun abad (kelipatan 100) yang angkanya habis dibagi 400 seperti 1600 dan 2000. Tahun 1800 dan 1900 bukan tahun kabisat karena walaupun angkanya habis dibagi 4 namun merupakan tahun abad yang tidak habis dibagi 400.
Orang-orang yang berulang tahun pada tanggal 29 Februari dapat merayakannya pada 28 Februari atau 1 Maret. Sebuah hukum di Inggris tahun 1256 menghitung tanggal 29 Februari (leap day) dan 28 Februari sebagai satu hari sehingga orang yang lahir di tanggal 29 Februari di Inggris dan Wales secara legal mencapai umur 18 atau 21 tahun pada tanggal 28 Februari.
Tahun Kabisat yang hadir empat tahun sekali ini menyimpan
banyak mitos dan fakta. Berikut 10 fakta dan mitos yang berhasil kami himpun
dari berbagai sumber:
- Di abad ke-lima, di Irlandia, terdapat tradisi unik, dimana wanita diperbolehkan melamar kekasihnya pada Hari Kabisat, yakni tanggal 29 Februari.
Hal ini dipicu ketidaksabaran
St. Bridget. Dia mengajukan mosi pada St. Patrick, karena merasa kaum laki-laki
membutuhkan waktu terlalu lama untuk melamar kekasih mereka. Oleh karena itu,
St. Patrick memberi waktu satu hari di tanggal 29 Februari bagi wanita untuk
melamar pujaan hati mereka.
Legenda menyebut, di hari itu
Bridget langsung menekuk satu lutut dan melamar Patrick. Sayangnya, Patrick
menolak. Dia mencium Bridget di pipi dan memberinya gaun sutra.
- Legenda St. Bridget dikekalkan oleh Ratu Margaret dari Skotlandia. Pada tahun 1288, ketika sang ratu baru berusia 5 tahun, dia menyebutkan bahwa 29 Februari seharusnya jadi hari kebesaran bagi wanita, dimana mereka bisa melamar siapapun yang mereka inginkan.
Sementara, pria yang menolak
lamaran harus membayar denda seperti yang dilakukan St. Patrick, yakni memberi
ciuman dan gaun sutra.
- Lain cerita dengan di Denmark. Jika pria menolak lamaran wanita pada tanggal 29 Februari, maka dia harus memberi wanita itu 12 pasang sarung tangan. Sementara di Finlandia, pria harus memberi wanita kain untuk membuat baju.
- Di Yunani, pasangan justru menolak menikah di Tahun Kabisat karena mereka percaya itu akan membawa nasib buruk.
Kepercayaan itu juga dianut warga Italia. Ada peribahasa Italia yang menyebut, “Anno bisesto, anno funesto” yang berarti Tahun Kabisat, tahun sial.
wah menarik sekali fakta faktanya
BalasHapusstreaming rcti