Suku Melayu
Meskipun
begitu, banyak pula masyarakat Minangkabau, Mandailing, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur Sumatra
dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Selain di Nusantara,
suku Melayu juga terdapat di Sri Lanka, Kepulauan Cocos (Keeling) (Cocos
Malays), dan Afrika Selatan (Cape Malays).
Daftar isi
- 1 Sejarah
- 2 Etimologi
- 3 Melayu Malaysia
- 4 Melayu Siam
- 5 Melayu Myanmar
- 6 Kaum Melayu Singapura (Golongan Bumiputera)
- 7 Melayu Indonesia
- 8 Lihat pula
Sejarah
Nama
"Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu
akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya.[10]
Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatera, mengikuti
teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Jadi orang Melayu
Semenanjung berasal dari Sumatera.
Berdasarkan
prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu telah
berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta membawa adat
budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa Melayu
akhirnya menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta.[12]
Era kejayaan Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu, termasuk pada
masa wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Dharmasraya sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang
pada masa Kesultanan Malaka[13][14][15]
sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan tentara Portugis pada tahun 1511.
Masuknya
agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baik-baik oleh masyarakat
Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat jelata, namun
telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu. Di antara
kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, dan Kesultanan Siak. Kedatangan
kolonialis Eropa telah menyebabkan terdiasporanya orang-orang Melayu ke seluruh
Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak mengisi
pos-pos kerajaan seperti menjadi syahbandar, ulama, dan hakim.
Dalam
perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan Nusantara mendapatkan
pengaruh langsung dari Suku Melayu. Bahasa Melayu yang telah berkembang dan
dipakai oleh banyak masyarakat Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa
nasional Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Etimologi
Ptolemy (90 - 168 M) dalam karyanya Geographia mencatat
sebuah tanjung di Aurea Chersonesus (Semenanjung Melayu) yang bernama Maleu-kolon,
yang diyakini berasal dari Bahasa Sanskerta, malayakolam atau malaikurram[16].
Berdasarkan G. E. Gerini, Maleu-Kolon saat ini merujuk pada Tanjung
Kuantan atau Tanjung Penyabung di Semenanjung Malaysia.
1. Orang Gunung
Pada Bab 48
teks agama Hindu Vuya Purana yang berbahasa Sanskerta, kata Malayadvipa
merujuk kepada sebuah provinsi di pulau yang kaya emas dan perak. Disana
berdiri bukit yang disebut dengan Malaya yang artinya sebuah gunung
besar (Mahamalaya). Meskipun begitu banyak sarjana Barat, antara lain
Sir Roland Braddell menyamakan Malayadvipa dengan Sumatera [17].
Sedangkan para sarjana India percaya bahwa itu merujuk pada beberapa gunung di
Semenanjung Malaysia [18][19][20][21][22].
2. Kerajaan Malayu
Dari catatan
Yi Jing, seorang pendeta Budha dari Dinasti Tang, yang berkunjung ke Nusantara antara
tahun 688 - 695, dia menyebutkan ada sebuah kerajaan yang dikenal dengan Mo-Lo-Yu
(Melayu), yang berjarak 15 hari pelayaran dari Sriwijaya. Dari Ka-Cha (Kedah), jaraknyapun 15 hari pelayaran.[23]
Berdasarkan catatan Yi Jing, kerajaan tersebut merupakan negara yang merdeka
dan akhirnya ditaklukkan oleh Sriwijaya.
Berdasarkan Prasasti Padang Roco (1286) di Sumatera Barat, ditemukan kata-kata bhumi malayu
dengan ibu kotanya di Dharmasraya. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Malayu dan Sriwijaya yang telah ada di Sumatra sejak abad
ke-7. Kemudian Adityawarman memindahkan ibu kota kerajaan ini ke
wilayah pedalaman di Pagaruyung.
Petualang Venesia yang terkenal, Marco Polo dalam bukunya Travels of Marco Polo
menyebutkan tentang Malauir yang berlokasi di bagian selatan Semenanjung
Melayu. Kata "Melayu" dipopulerkan oleh Kesultanan Malaka yang
digunakan untuk membenturkan kultur Malaka dengan kultur asing yakni Jawa dan
Thai.[24]
Dalam perjalanannya, Malaka tidak hanya tercatat sebagai pusat perdagangan yang
dominan, namun juga sebagai pusat peradaban Melayu yang berpengaruh luas.[25]
Melayu Malaysia
Melayu
Malaysia yang disebut Kaum Melayu adalah masyarakat Melayu berintikan orang
Melayu asli tanah Semenanjung Malaya (Melayu Anak Jati), ditambah suku-suku
pendatang dari Indonesia dan tempat lainnya yang disebut Melayu Anak Dagang
seperti Jawa, Minangkabau, Riau, Mandailing, Aceh, Bugis, Bawean, Banjar, Champa dan lain-lain. Semua diikat oleh agama Islam dan budaya Melayu Malaysia. Ras lain yang beragama Islam juga dikategorikan
Kaum Melayu, seperti Tionghoa Muslim, India Muslim, dan Arab. Sehingga Melayu
juga berarti etnoreligius yang merupakan "komunitas umat Islam
Malaysia" yang ada di Kerajaan Islam tersebut, karena jika ada konsep
Sultan (umara) berarti juga ada ummat yang dilindunginya.
Namun, etnis
Melayu di Malaysia Barat (Malaya) yang tidak terikat dengan perlembagaan
Malaysia secara umumnya terbagi kepada tiga suku etnis terbesar, yaitu Melayu
Johor, Melayu Kelantan dan Melayu Kedah. Melayu Johor sebagai suku etnis
terbesar, banyak terdapat di sekitar ibukota Malaysia, Kuala Lumpur dan negeri Johor itu sendiri. Selain itu, masyarakat Melayu yang tinggal
di negeri Terengganu, Pahang, Selangor, Malaka dan Perak juga bisa digolongkan sebagai Melayu Johor. Di Malaysia Timur terdapat pula komunitas Melayu, yaitu
Melayu Sarawak dan Melayu Brunei yang mempunyai
dialek yang berbeda dengan Melayu Semenanjung Malaya. Suku Melayu Sarawak
biasanya terdapat di Negara Bagian Sarawak, serta lebih berkerabat dengan Suku Melayu Pontianak
dari Kalimantan Barat. Sedangkan Suku Melayu Brunei biasanya menetap di bagian
utara Sarawak, Pantai Barat Sabah, serta Brunei Darussalam.
Melayu Siam
Thailand
mempunyai jumlah suku Melayu ketiga terbesar setelah Malaysia dan Indonesia,
dengan populasi lebih dari 3,3 juta jiwa (Perkiraan 2010)[26][27].
Kebanyakan dari mereka berdomisili di kawasan selatan Thailand serta di kawasan sekitar Bangkok (terkait dengan perpindahan suku Melayu dari selatan
Thailand serta utara semenanjung Malaya ke Bangkok sejak abad ke 13).
Kehadiran
Suku Melayu di kawasan selatan Thailand telah ada sebelum perpindahan Suku Thai ke Semenanjung Malaya melalui penaklukan Kerajaan Sukhothai, yang diikuti oleh Kerajaan Ayutthaya, pada awal abad ke-16. Hal
ini dapat dilihat pada nama-nama daerah di kawasan selatan Thailand yang
berasal dari bahasa Melayu atau nama lain dalam logat Melayu, misalnya "Phuket/ภูเก็ต" dalam bahasa Melayu
"Bukit/بوكيت", "Thalang" ("Talang/تلاڠ"),
"Trang" ("Terang/تراڠ"), Narathiwat/นราธิวาส ("Menara"), "Pattani/ปัตตานี"
("Patani/ ڤتني"), "Krabi/กระบี่" ("Gerabi"), "Songkla/สงขลา" ("Singgora/سيڠڬورا"), "Surat Thani/สุราษฎร์ธานี" ("Lingga"), "Satun/สตูล" ("Mukim Setul/مقيم ستول"), "Ranong/ระนอง" ("Rundung/روندوڠ"), "Nakhon Si
Thammarat/นครศรีธรรมราช" ("Ligor"),
"Chaiya/ไชยา" (Cahaya), "Phattalung/พัทลุง" ("Mardelung/مردلوڠ"), "Yala/ยะลา" ("Jala/جال"), "Koh Phi-Phi/หมู่เกาะพีพี" ("Pulau Api-Api"),
"Koh Samui/เกาะสมุย"("Pulau Saboey"),
"Su-ngai Kolok/สุไหงโก-ล" (Sungai Golok), "Su-ngai Padi/สุไหงปาดี" (Sungai Padi), "Rueso/รือเสาะ" ("Resak"),
"Koh Similan/หมู่เกาะสิมิลัน" ("Pulau Sembilan/ڤولاو
سمبيلن"), dan "Sai Buri/สายบุรี" ("Selindung Bayu/سليندوڠ بايو").
Kawasan
selatan Thailand juga pernah melihat kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Melayu
antaranya Negara Sri Dhamaraja (100an–1500an), Langkasuka (200an − 1400an),
Kesultanan Pattani [28][29](1516–1771),
Kesultanan Reman (1785–1909)[30]
serta Kesultanan Singgora (1603–1689)[31][32].
Kebanyakan
suku Melayu Siam fasih berbicara bahasa Thai serta bahasa Melayu setempat saja.
Contohnya, suku Melayu di kawasan pesisir tenggara Thailand yakni Pattani,
Songkhla, serta Hat Yai, lebih cenderung menggunakan logat Melayu Pattani,
sedangkan suku Melayu di pesisir barat seperti Satun, Phuket, dan Ranong,
menuturkan logat Melayu Kedah. Suku Melayu di Bangkok juga mempunyai
logat Melayu Bangkok sendiri.
Pada saat
ini, ada upaya dari pemerintah pusat untuk mengerdilkan budaya Melayu di Thailand, sala satunya dengan meniadakan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di
sekolah-sekolah dan menggantinya dengan bahasa Thai. Selain itu, kegiatan-kegiatan suku Melayu
Siam yang beragama Islam cenderung dibatasi, baik secara sosial, ekonomi,
maupun kultural.
Melayu Myanmar
Selain dari
Thailand, Myanmar juga mempunyai komunitas suku melayu yang besar di Indochina. Kebanyakkan daripada Suku Melayu tertumpu di
bahagian paling selatan negara itu, iaitu di Divisi Tanintharyi Bahasa Myanmar: တနင်္သာရီတိုင်းဒေသကြီး (Bahasa
Melayu: Tanah Sari) dan Kepulauan Mergui မြိတ်ကျွန်းစု. Akibat daripada
pengijarahan, komunitas Melayu Myanmar juga terdapat di Yangon, Divisi Mon, Thailand serta Malaysia. [33]
Kehadiran
Suku Melayu di kawasan selatan Myanmar diperkirakan seawall 1865, apabila satu
kumpulan yang diketuai Nayuda Ahmed membuka penempatan di kawasan yang pada
hari ini dikenali sebagai Kawthaung ကော့သောင်းမြို့ (dikenali sebagai Pelodua
dalam Bahasa Melayu).
Pengaruh
Melayu dapat dilihat dengan penggunaan nama-nama asli Melayu di kawasan
tersebut, antaranya Pulau Dua, Pulau Tongtong, Sungai Gelama, Sepuluh Batu,
Kepala Batu, Tanjung Badai, Pasir Panjang, Malay One, Teluk China, Teluk Besar,
Mek Puteh, Sungai Balai, Pulau Balai, Pulau Cek, Tanjung Peluru, Pulau Bada,
Teluk Peluru, Tanjung Gasi, Pulau Rotan Helang, Pulau Senangin dan sebagainya.[34]
Ini berbeda dengan keadaan di Thailand, di mana berlakunya penukaran nama asli
Bahasa Melayu kepada Bahasa Thailand.
Di Myanmar,
masyarakat Melayu mempunyai kebudayaan serta bahasa yang seragam dengan Suku
Melayu di pantai timur selatan Thailand iaitu di Phuket, Ranong, serta utara
Semenanjung Malaya seperti di Kedah, Perlis serta Pulau Pinang. Ini berikutan
kawasan2 tersebut pernah berada di bawah pengaruh Kesultanan Kedah. [35]
Pada zaman
ini, komunitas Melayu di Myanmar fasih berbahasa Myanmar, Bahasa Melayu dan Bahasa
Thailand, berikutan keadaan geographis mereka yang berada di sempadan. Mereka
juga masih mengekalkan kebudayaan Melayu yang kental seperti penggunaan Kain Sarung serta penggunaan tulisan Jawi. Namun, bilangan mereka di Divisi Tanintharyi semakin
berkurangan berikutan penghijrahan bagi mencari peluang sosio-ekonomi yang
lebih baik.
Kaum Melayu Singapura (Golongan Bumiputera)
Komposisi Sukubangsa dalam Populasi Melayu di
Singapura 1931-1990
|
||||||
Kelompok Ras Melayu
|
1931
|
1947
|
1957
|
1970
|
1980
|
1990
|
Total
|
65,104
|
113,803
|
197,059
|
311,379
|
351,508
|
384,338
|
Melayu
|
57.5%
|
61.8%
|
68.8%
|
86.1%
|
89.0%
|
68.3%
|
Jawa
|
24.5%
|
21.7%
|
18.3%
|
7.7%
|
6.0%
|
17.2%
|
Bawean
|
14.4%
|
13.5%
|
11.3%
|
5.5%
|
4.1%
|
11.3%
|
Bugis
|
1.2%
|
0.6%
|
0.6%
|
0.2%
|
0.1%
|
0.4%
|
Banjar
|
0.7%
|
0.3%
|
0.2%
|
0.1%
|
N.A.
|
N.A.
|
Ras Melayu
lain
|
1.7%
|
2.1%
|
0.9%
|
0.4%
|
0.8%
|
2.9%
|
(Reference:
Arumainathan 1973, Vol 1:254; Pang, 1984, Appendix m; Sunday Times, 28 June
1992)
Melayu Indonesia
Secara ras atau rumpun bangsa, Melayu di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Melayu Deutero dan Melayu Proto.
Melayu
Deutero adalah
rumpun Melayu Muda yang datang setelah Melayu Proto pada Zaman Logam
sekitar lebih kurang 500 SM. Rumpun yang masuk gelombang kedua ini meliputi
suku bangsa Melayu, Aceh, Minangkabau, Sunda, Jawa, Manado, dll. yang bermukim di pulau Sumatra, Jawa, Bali, Madura, dan Sulawesi.
Melayu Proto adalah rumpun Melayu Tua yang
datang kali pertama pada masa lebih kurang 1500 SM meliputi suku bangsa Dayak, Toraja, Sasak, Nias, Batak, Kubu dll. yang bermukim di pulau Kalimantan, Sulawesi, Nias, Lombok, dan Sumatra.
Adapun
golongan lain yang bukan termasuk rumpun Melayu namun tetap termasuk bangsa di
Indonesia yaitu rumpun Melanesia yang bermukim di bagian wilayah timur Indonesia. Meskipun demikian, istilah Melayu yang digunakan di Indonesia lebih mengacu pada arti suku bangsa yang lebih
spesifik sehingga Melayu yang ada tidak termasuk suku bangsa Jawa yang merupakan suku bangsa mayoritas.
Berikut ini
uraian suku Melayu di wilayah Indonesia:
Suku Melayu (Muslim) di Indonesia menurut sensus tahun 2000 terdiri dari:
- Melayu Tamiang
- Melayu Palembang, dalam sensus 1930 tidak digolongkan suku Melayu.
- Melayu Bangka-Belitung, pada sensus 1930 tidak digolongkan suku Melayu. [36]
- Melayu Deli
- Melayu Riau
- Melayu Jambi
- Melayu Bengkulu
- Melayu Pontianak
- Suku bangsa serumpun di Sumatra :
- Suku Minangkabau (muslim)
- Suku Kerinci (muslim)
- Suku Talang Mamak (non muslim)
- Suku Sakai (non muslim)
- Orang Laut
- Suku Rejang (muslim)
- Suku Serawai (muslim)
- Suku Pasemah (muslim)
- Suku Lubai (muslim)
- Suku Rambang (muslim)
Suku bangsa serumpun di Kalimantan (Rumpun Banjar) :
- Suku Sambas (muslim)
- Saq Senganan (Dayak Iban masuk Islam)
- Suku Kedayan (muslim) dan Melayu Brunei (muslim)
- Suku Banjar (muslim) dan Suku Bukit (non muslim)
- Suku Kutai (muslim) dan Haloq (Dayak Tonyoy-Benuaq masuk Islam)
- Suku Berau (muslim)
Suku bangsa serumpun di pulau Jawa :
- Suku Betawi (muslim)
Lihat pula
- Masyarakat Melayu di Malaysia
- Melayu Kedah
- Melayu Sri Lanka
- Melayu-Bugis
- Senjata Melayu
- Suku Melayu (Minang)
- Ketuanan Melayu
- litografi oleh C. F. Kelley berdasarkan gambar oleh Carl Bock, tahun 1887
Pranala luar
- (Melayu) Puisi Usman Awang mengenai Melayu.
- (Inggris) Melayu
- (Indonesia) Modal Sosial dan Pembangunan Manusia Melayu oleh Witrianto, S.S., M.Hum., M.Si dari Universitas Andalas
- (Indonesia) Bhinneka Tunggal Ika
- (Indonesia) Gerakan Bangsa Melayu Besar
|
Sumber :
ensiklopedia.web.id, id.wikipedia.org, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net (kodepos.nomor.net),
indonesia-info.net,
pahlawan.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, ggkarir.com, ggiklan.com, al-quran.co,
civitasbook.com (Ensiklopedia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.com,
civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), program-reguler.co.id, kpt.co.id, ptkpt.net, kurikulum.org, dsb.
pahlawan.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, ggkarir.com, ggiklan.com, al-quran.co,
civitasbook.com (Ensiklopedia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.com,
civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), program-reguler.co.id, kpt.co.id, ptkpt.net, kurikulum.org, dsb.
sangat menambah wawasan sekali untuk dibaca
BalasHapustni ad